Google

Tampilkan postingan dengan label virus hepatitis b. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label virus hepatitis b. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Juli 2020

Hepatitis B dan C (resiko, pencegahan dan pengobatan)

Hepatitis B dan Hepatitis C disebabakan oleh 2 jenis virus yang berbeda dan keduanya dapat menyebabkan peradangan hati. Penyakit hepatitis disebut akut sejak saat masuknya virus sampai enam bulan pertama setelah terjadinya infeksi. Sebagian infeksi akut dapat sembuh sendiri. Akan tetapi jika virus tersebut tinggal didalam tubuh selama lebih enam bulan, maka infeksi akut menjadi kronik (menetap lama). Diperkirakan lebih dari 500 juta orang diseluruh dunia hidup dengan hepatitis B atau C kronik. Banyak pasien yang terinfeksi dengan hepatitis virus kronik tidak merasakan gejala apapun selama bertahun-tahun, meskipun hatinya mengalami kerusakan. Setelah beberapa tahun atau dekade, hati dapat berubah menjadi jaringan parut seluruhnya, yang diketahui sebagai Sirosis.

Bila mengalami sirosis hati, anda memiliki resiko komplikasi yang mengancam jiwa seperti perdarahan, ascites(cairan dalam perut),kanker hati atau anda dapat mengalami penurunan kesadaran. Pada hepatitis B, kanker hati dapat terjadi sebelum terjadinya sirosis. Penting bagi anda untuk melindungi diri anda sendiri dari berbagai virus ini. Lakukan hubungan seks yang aman dan jangan menggunakan sikat gigi,pisau cukur,jarum suntik secara bersama-sama,atau alat medis yang tidak steril. sering kali kita sulit membedakan kedua jenis virus ini.

Berikut adalah perbedaanya :
1. Ada vaksin yang dapat melindungi kita dari penyakit hepatitis B, namun belum ada vaksin untuk hepatitis C.
2. Kedua virus dapat ditularkan melalui kontak darah.
3. Hepatitis B lebih infeksius daripada hepatitis C dan dapat juga menyebar melalui cairan tubuh lainnya seperti air liur, cairan mani dan vagina.
4. Pada kasus hepatitis B, infeksi dapat terjadi melalui hubungan seks yang dilakukan tanpa perlindungan dengan orang yang telah terinfeksi, pada hepatitis C jarang terjadi.
5. Walaupun jarang terjadi, hepatitis B dapat menular melalui ciuman, sedangkan hepatitis C tidak.
6. Kedua virus ini tidaklah mudah menyebar melalui kontak yang terjadi pada aktifitas sehari-hari. Anda tidak dapat terinfeksi melalui jabat tangan,batuk atau bersin,atau menggunakan kamar mandi bersama. Pakaian pasien yang terinfeksi dapat dicuci seperti biasa.
7. Terdapat perbedaan pengobatan untuk kedua virus ini. Pengobatan dapat mengontrol hepatitis B kronik dan dapat menyembuhkan hepatitis C.

Pola hidup sehat merupakan hal yang penting. Minuman alkohol, merokok, makan makanan berlemak, diet ekstrim (sama sekali tidak makan), atau berat badan berlebih dapat memperburuk pasien hepatitis, oleh karena itu harus  dihindari. Perbanyak buah dan sayuran,kontrol berat badan.

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh anda. Hati berada pada rongga perut bagian kanan atas. Hati memiliki fungsi seperti : menyaring racun dari darah, membantu pencernaan makanan,menyimpan vitamin,mineral dan glukosa, dan menghasilkan berbagai protein penting serta mendukung sistem imun dan membantu penyembuhan luka.

Apakah Hepatitis B ?
Hepatitis B adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Sembilan dari sepuluh orang dewasa yang baru terkena infeksi hepatitis B (akut) dapat sembuh dengan sendirinya dalam enam bulan pertama. Setelah sembuh mereka biasanya memiliki imunitas terhadap hepatitis B selama hidupnya. Akan tetapi bila infeksi menetap lama (kronik) maka ia dapat menyebabkab jaringan parut pada hati (sirosis) dan kanker hati 40 taun kemudian, tetapi beberapa kasus dapat juga terjadi dalam waktu 5 tahun setelah terinfeksi. Keadaan ini dapat mengancam jiwa.
Bayi dan anak-anak,pasien penyakit kronik, usia lanjut dan pasien HIV memiliki resiko lebih besar untuk mengalami hepatitis B kronik. Sembilan dari sepuluh bayi yang terinfeksi akan menjadi carrier (pembawa) penyakit dalam jangka waktu lama. Pasien HIV dan pasien yang membutuhkan kemoterapi atau obat untuk menekan kekebalan tubuh (pasca transpalntasi) sebaiknya berhati-hati jika mereka pernah terinfeksi hepatitis B, bahkan bila mereke telah bersih dari virus ini. Bila sistem imun tubuh sangat lemah, virus hepatitis B dapat aktif kembali. Pasien seperti ini sebaiknya berkonsultasi kepada dokter untuk pengobatan anti virus untuk mencegah kambuhnya hepatitis B yang pernah mereka alami.

Bagaimana anda terinfeksi hepatitis B ?
Hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya (cairan sperma,cairan vagina,dan air liur) dari orang yang terinfeksi. Jalur utama penularan adalah melalui hubungan seksual,penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi,pisau cukur,sikat gigi dan alat medis bersama, dan dari ibu yang terinfeksi kepada bayi yang baru dilahirkan.

Diagnosis hepatitis B
Terlebih dahulu melakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui adanya antigen permukaan hepatitis B (HBsAg). Antigen permukaan hepatitis B adalah bagian dari virus hepatitis B dan biasanya akan muncul dalam darah pada saat enam hingga dua belas minggu setelah terinfeksi. Bila hasil test positif berarti anda menderita hepatitis B. Dalam kasusu ini dokter akan melakukan test lebih lanjut untuk mengecek apakah infeksi hepatitis B tersebut infeksi baru atau lama, apakah berbahaya terhadap tubuh atau tidak. Bila anda telah sembuh atau telah divaksinasi hepatitis B maka hasil test darah akan menunjukkan adanya antibody terhadap hepatitis B (anti HBs). Jika anda memiliki anti HBs berati anda sehat dan terlindungi terhadap infeksi hepatitis B.

HBs-antigen = kabar buruk (anda terinfeksi)
Anti-HBs = Kabar baik( anda terlindungi)

Gejala hepatitis B :
Pada kasus infeksi baru, sebagian besar penderita tidak memiliki gejala sama sekali. Satu dari tiga penderita dapat memiliki gejala seperti flu, tinja berwarna seperti tanah liat,urine berwarna gelap,demam,mata dan kulit kekuningan. Pada kasusu infeksi kronik, sebagian besar pasien tidak memiliki gejala sama sekali hingga terjadi sirosis atau kanker hati. Gejala yang sering muncul pada pasien hepatitis B kronik adalah merasa sangat lelah.

Kelompok beresiko.
Orang yang berada dalam komunitas dimana resiko penularan hepatitis B sangat tinggi seperti petugas medis yang sering menggunakan alat-alat medis yang tidak distrerilisasi dengan baik. Pasangan seksual beresiko dan anggota keluarga dekat dari orang yang terinfeksi, bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi hepatitis B atau pemakai obat terlarang yang menggunakan jarum suntik,sendok, pipet secara bersama-sama.

Cara melindungi diri dari hepatitis B
Vaksin yang aman dan efektif terhadap hepatitis B telah tersedia dan dapat memberikan perlindungan yang terbaik. Ketika seorang ibu yang mengidap hepatitis B melahirkan bayinya, maka vaksinasi (aktif dan pasif) yang diberikan dalam beberapa jam awal setelah bayi dilahirkan dapat melindungi sembilan dari sepuluh bayi agar tidak terinfeksi. Vaksinasi direkomendasikan oleh WHO untuk bayi, anak-anak dan remaja dan juga semua orang dewasa yang beresiko tinggi.
Bila anda belum mengidap hepatitis B, maka vaksin dapat melindungi anda. Vaksin sebaiknya diberikan tiga kali agar efektif, dosis kedua adalah satu bulan dari dosis pertama dan dosis ketiga adalah enam bulan kemudian.

Pengobatan Hepatitis B
Beberapa pasien Hepatitis B membutuhkan pengobatan segera, sedangkan sebagian lainnya mungkin lebih baik menunggu. Dokter akan menentukan pengobatan dan memonitor kondisi anda. Hepatitis B akut tidak selalu diperlukan pengobatan dalam enam bulan pertama. Sembilan dari sepuluh infeksi baru yang terjadi pada orang dewasa akan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Pada tahap awal ini pengobatan tidak berpengaruh terhadap kesembuhan. Obat anti virus hanya diperlukan dan membantu pada beberapa kasus saja (1 diantara 100), bila infeksi akut menyebabakan inflamasi hati yang sangat agresif.

Hepatitis B kronik, beberapa pasien membutuhkan pengobatan sedangakan sebagian lainnya menunggu. Pengobatan tidak selalu menyembuhkan hepatitis B, tetapi dapat mengubah infeksi yang agresif menjadi ringan, sehingga dapat menghentikan kerusakan hati. Bila infeksi diperkirakan ringan, maka lebih baik memantaunya terlebih dahulu dan pertimbangkan untuk pengobatan kemudian. Hepatitis B kronik dapat diobati dengan peg-interferon atau dengan pil yang disebut analog nukleosida atau nukleotida.

Peg-interferon alfa dikemas dalam bentuk suntikan dan bekerja menstimulasi sistem imun untuk melawan virus. Obat ini memiliki efek samping diantaranya fatigue, gejala yang menyerupai flu,depresi,masalah kulit dan rambut dan perubahan zat dalam darah. Pengobatan berlanjut selama 48 minggu, dan tidak semua pasien hepatitis B memberikan respon baik terhadap interferon. Pasien dengan genotip A atau B, HbeAg positif,peningkatan enzim hati tetapi tanpa sirosis, keadaan ini sering kali berhasil menurunkan infeksi virus menjadi lebih ringan. Dokter perlu memantau pengobatan interferon secara ketat. Pengobatan dengan interferon tidak boleh digunakan bila pasien telah mengalami sirosis hati.

Analog Nukleosida dan Nukleotida dikemas dalam bentuk pil. Obat ini mengehentikan replikasi virus. Obat ini memiliki efek samping sangat sedikit dan bahkan pasien dengan sirosis hati dapat menggunakan obat ini. Akan tetapi pasien harus meminum obat ini setiap hari selama beberapa tahun dan bahkan seumur hidup. Bila virus menjadi resisten terhadap salah satu jenis pil, maka pengobatan menjadi tidak lagi bermanfaat dan obat lainnya yang berbeda harus ditambahkan kepada paduan obat agar virus dapat dikontrol kembali.

Dokter Harus memantau jumlah virus dalam tubuh (HBV DNA) untuk memastikan bahwa pengobatan masih bermanfaat. Ingatlah selalu untuk minum obat walaupun anda merasa sehat. Bila sering lupa atau menghentikan minum obat terlalu dini, maka penyakit ini dapat memburuk daripada sebelumnya. Pastikan obat ini selalu tersedia dan dapat diperoleh dengan mudah selama beberapa tahun sebelum memulai pengobatan.

Seberapa luas penyebaran hepatitis B ?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa dua milyar orang telah tertular virus ini, dan 350 juta terinfeksi kronik. Sebanyak 500 - 700 ribu orang meninggal setiap tahunnya akibat hepatitis B.

Hepatitis C
Hepatitis C adalah peradangan hati yang disebabkan virus hepatitis C (HCV). Infeksi baru (akut) jarang menimbulkan gejala. Akan tetapi virus ini sering menetap dalam tubuh selama lebih dari enam bulan dan kemudian menetap lama (kronik). Empat dari lima penderita mengalami infeksi kronik. Hepatitis C kronik dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati setelah 15-30 tahun.

Diagnosis hepatitis C
Dokter terlebih dahulu akan mengecek antibodi HCV (anti HCV). Bila hasil test positif, ini berarti anda sedang terinfeksi virus tersebut atau sebelumnya pernah terinfeksi virus tersebut dan telah sembuh. Antibodi hepatitis C biasanya membutuhkan waktu tujuh hingga sembilan minggu untuk muncul dalam darah setelah terinfeksi. Bila sistem imunitas melemah (misalnya karena HIV) maka tubuh akan memerlukan waktu lebih lama untuk menghasilkan antibodi HCV atau tidak dapat menghasilkan antibodi.
Bila test pertama positif, maka dokter akan meminta test lebih lanjut untuk memastikan keberadaan virus (HCV RNA). Bila hasil test positif berarti kita sedang menderita hepatitis C. Antibodi akan menetap dalam tubuh anda bahkan bila anda telah sembuh dari hepatitis C.

Bagaimana kita dapat terinfeksi hepatitis C ?
Virus hepatitis C menyebar melalui darah yang terkontaminasi. Darah dan produk darah seringkali menjadi sumber infeksi di negara maju sebelum tahun 1991, dan saat ini masih merupakan resiko di negara berkembang. Alat medis dan peralatan perawatan gigi yang tidak disterilkan seringkali merupakan sumber infeksi di negara dengan standar hygiene rendah. hepatitis juga dapat ditularkan melalui penggunaan bersama peralatan pribadi seperti sikat gigi,pisau cukur atau gunting.

Terdapat kemungkinan terinfeksi hepatitis C melalui seks, walaupun lebih jarang daripada hepatitis B. Resiko penularan melalui seksual lebih tinggi ketika sedang menstruasi dan melakukan aktifitas seksual dengan resiko tinggi perlukaan (contohnya hubungan seks anal tanpa pelindung) dimana perdarahan dapat terjadi. Ibu dengan hepatitis C positif dapat menginfeksi bayinya saat melahirkan, tetapi hal ini hanya terjadi pada sekitar satu dari 20 kasus. Operasi seksio sesarea tidak mengurangi resiko ini.

Kelompok beresiko
Orang yang menerima darah atau produk darah yang tidak diperiksa terlebih dahulu terhadap adanya virus hepatitis C (di negara-negara maju sebelum tahun 1991). Petugas medis yang kontak dengan darah atau produk darah, bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi atau orang yang menggunakan obat injeksi dan dan hirup terlarang dan berbagi peralatan dengan orang yang terinfeksi. Penularan melalui hubungan seksual jarang terjadi kecuali memiliki perilaku risiko tinggi dan penderita HIV.

Bagaimana anda dapat melindungi diri?
Belum ada vaksin untuk pencegahan hepatitis C. Darah dan produk darah diperkirakan aman di negara maju sejak tahun 1992, tetapi pasien masih memiliki resiko di negara berkembang. sterilkan peralatan medis dan peralatan perawatan gigi dan jangan pernah berbagi jarum suntik. Jangan berbagi peralatan pribadi (sikat gigi, pisau cukur atau gunting). Gunakan alat perlindungan diri ( sarung tangan) bila pekerjaan anda harus kontak dengan darah.

Gejala hepatitis C
Banyak penderita hepatitis C akut tidak merasakan gejala apapun. Gejala yang timbul antara lain fatigue (rasa lemas), gejala menyerupai flu, tinja berwarna seperti tanah liat,urin berwarna gelap, demam atau kulit dan mata berwarna kekuningan. Hepatitis kronik juga dapat menyebabkan gejala diluar hati seperti depresi atau nyeri sendi.

Pengobatan hepatitis C
Interferon alfa terpegilasi dan ribavirin dapat menyembuhkan sebagian pasien hepatitis C. Seorang pasien dikatakan sembuh bila tidak lagi terdapat virus dalam darahnya setelah enam bulan pengobatan. Hal ini berbeda dengan terapi hepatitis B, dimana pengobatan hepatitis B dapat mengontrol virus dan bukan menyembuhkan. Interferon dikemas dalam bentuk injeksi dan ribavirin dalam bentuk pil. Dalam pengobatan dapat terjadi efek samping seperti fatigue, gejala menyerupai flu, depresi, masalah rambut dan kulit dan perubahan zat-zat dalam darah. Oleh karena itu, pengobatan sebaiknya dipantau oleh dokter yang berpengalaman.

Durasi pengobatan dapat berbeda antara pasien satu dengan yang lainnya. Pasien biasanya membutuhkan 24-48 minggu pengobatan, tetapi ada juga yang direkomendasikan 72 minggu (jarang terjadi). Terdapat beberapa sub tipe virus hepatitis C, yang disebut genotipe. Perbedaan tersebut tidak mempengaruhi perjalanan penyakit, tetapi memberikan respon pengobatan yang berbeda. Pasien yang terinfeksi dengan genotipe 1,4,5 dan 6 lebih sulit untuk sembuh daripada yang terinfeksi dengan genotipe 2 dan 3.

Terdapat sejumlah pengobatan hepatitis C baru yang sedang dikembangkan. Generasi pertama obat-obatan baru ini akan digunakan dalam kombinasi dengan interferon alfa terpegilasi dan ribavirin. WHO memperkirakan hingga 170 juta orang terinfeksi hepatitis C kronik dan lebih dari 350 ribu orang diperkirakan meninggal akibat penyakit hati yang berkaitan dengan hepatitis C setiap tahunnya.

Referensi: WHO Executive Board (2009) viral hepatitis.
www.worldhepatitisday.info (28 July)
www.worldhepatitisalliance.org
Dari berbagai sumber.


Minggu, 30 Mei 2010

Hepatitis B (Penyakit Radang Hati tipe B)

Hepatitis B adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis tipe B. Virus hepatitis B sangat menular karena 100 kali lebih infeksius dibanding HIV dan 10 kali lebih mudah menginfeksi daripada virus hepatitis C. Hepatitis B akut kadang bisa menjadi kronis. Angka kejadian (prevalensi) hepatitis B kronik di Indonesia diperkirakan mencapai 5-10% dari total penduduk atau setara dengan 13,5 juta penderita. Sehingga Indonesia menjadi negara asia ke 3 pengidap hepatitis B kronik paling banyak, setelah Cina dan India.

Fakta :
  • Sekitar 400 juta penduduk di dunia terinfeksi hepatitis B kronis.
  • Setiap tahun 10-30 juta kasus infeksi baru.
  • Setiap tahun 1 juta kematian akibat hepatitis B.
  • Di amerika sekitar 1,25 juta penduduk terinfeksi hepatitis B kronis dan terdapat 100.000 kasus baru setiap tahunnya.
Hepatitis B merupakan Silent Disease, dimana seseorang bisa saja terinfeksi selama bertahun-tahun namun tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi sebagian besar pengidap hepatitis B dapat menunjukkan gejala yang dapat terlihat setelah beberapa minggu atau beberapa bulan terinfeksi virus hepatitis B seperti demam yang mirip gejala flu, lelah, mual, muntah, nafsu makan berkurang, nyeri perut, dark urine (air kencing keruh/pekat), nyeri otot dan jaundice (kulit berwarna kuning).

Cara penularan

Hepatitis B umumnya menular jika darah dan airan tubuh lainnya seperti semen (air mani) atau sekresi vagina dari seseorang yang terinfeksi memasuki tubuh orang yang belum terinfeksi. Penularan biasanya melalui :
  1. Kontak seksual dengan penderita
  2. Gigitan atau melalui mulut
  3. Pemakaian jarum suntik bersama, sikat gigi, pisau cukur, alat tindik telinga, alat tato dan akupuntur
  4. Dari ibu yang terinfeksi kepada bayinya pada saat melahirkan
Virus hepatitis B tidak ditemukan dalam keringat, air mata, urin atau sekresi pernafasan. Hepatitis B tidak ditularkan melalui pemakaian bersama perkakas makan, pelukan, batuk, bersin dan pegangan tangan. Penelitian menunjukkan hepatitis B tidak menular melalui makanan dan minuman.
Hepatitis B kronis adalah penyakit yang sangat serius karena sekitar 15-25% kasus heptitis B kronis dapat berkembang menjadi penyakit hati yang serius seperti kerusakan hati, sirosis, gagal hati dan kanker hati. setiap tahun diperkirakan 4000 orang di Amerika dan lebih dari 600.000 orang di dunia meninggal akibat penyakit yang terkait hepatitis B.
Sebagian besar orang dewasa yang terinfeksi hepatitis B akan sembuh tanpa masalah, akan tetapi tidak pada bayi dan anak-anak. Semakin muda seseorang terinfeksi pertama kali, maka semaki besar kemungkinan berkembang menjadi kronis.
  • Jika orang dewasa terinfeksi : 10% akan berkembang menjadi kronis
  • Jika seorang anak terinfeksi : 50% akan berkembang menjadi kronis
  • Jika seorang bayi terinfeksi : 90% akan berkembang menjadi infeksi kronis
Cara mengetahui apakah seseorang terinfeksi hepatitis B atau tidak adalah melalui pemeriksaan darah. Ada 3 pemeriksaan standa yang biasa dilakukan yaitu:

1. HBsAg ( hepatitis B surface antigen) 
    Adalh penanda awal hepatitis B yang muncul 4-12 minggu setelah terinfeksi. Bila HBsAg 
    menetap dalam darah selama 6 bulan, berarti terjadi infeksi kronis.
2. Anti HBc ( antibodi hepatitis B core )
    Adalah antibodi terhadap antigen inti hepatitis B. Antibodi ini terdiri dari 2 tipe yaitu : IgM
    ( imunoglobulin M ) anti HBc dan IgG anti HBc.

Anti-HBc IgM :
  • Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi, dapat bertahan hingga 6 bulan
  • Berperan pada core window ( fase jendela ) yaitu masa dimana HBsAg sudah hilang, tetapi anti-HBsAg belum muncul
  • 10% hepatitis akut tidak terdeteksi hanya dengan memeriksa HBsAg
Anti-HBc IgG :
  • Muncul sebelum anti-HBc IgM hilang
  • Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
  • Dapat bertahan pada fase penyembuhan ( kadar rendah )
  • Tidak mempunyai efek protektif. Interpretasi hasil positif anti-HBc biasanya tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan anti-HBs.
3. Anti-Hbs (antibodi terhadap hepatitis B surface antigen)
    Jika hasilnya positif atau reaktif menunjukkan adanya imunitas atau kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B baik dari imunisasi maupun dari proses penyembuhan infeksi masa lampau. Seseorang yang terinfeksi masa lampau tidak dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain.


Cara pencegahan hepatitis B

Vaksinasi sedini mungkin adalah upaya pencegahan yang paling tepat, khususnya di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi. Vaksinasi dapat melindungi sekitar 90-95% populasi dewasa muda. Vaksin hepatitis B aman diberikan pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Untuk mencegah penularan secara vertikal, setiap ibu hamil dianjurkan periksa HBsAg, agar dokter dapat mengambil keputusan dalam penanganan ibu hamil selanjutnya, dan agar bayi yang baru lahir dari ibu pengidap segera diberi imunisasi hepatitis B.

 Tips bagi penderita Hepatitis B :
  • Diet sehat dan seimbang, jumlah kalori yang dikonsumsi sesuai dengan tinggi badan, berat badan dan aktivitas. Pada keadaan terentu dibutuhkan diet rendah protein.
  • Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktifitas sesuai kemampuan untuk mencegah sembelit.
  • Menjalankan pola hidup yang teratur
  • Istirahat yang cukup
  • Konsultasi dengan dokter
Agar terhindar dari hepatitis 
  • Selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Hindari jajan makanan disembarang tempat atau "jajan" yang lain
  • Hindari penularan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, jarum suntik, alat tato, akupuntur yang tidak steril
  • Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable)
  • Pemeriksaan darah donor terhadap virus hepatitis
  • Hindari seks yang beresiko
  • Lakukan vaksinasi sedini mungkin.