Google

Sabtu, 18 April 2009

Oveweight dan Obesitas

Setiap orang pasti mendambakan berat badan dan tinggi yang ideal tetapi kadang kenyataan berbicara lain, tinggi badan tidak disertai berat yang proporsional. Banyak sebab yang melatarbelakangi hal itu diantaranya faktor keturunan, pola makan dan gaya hidup serta penyakit tetentu seperti Hipotiroid (rendahnya produksi hormon tiroid).

Kebiasaan makan berlebih terutama makanan yang mengandung banyak lemak dan karbohidrat serta jarang berolahraga merupakan faktor yang paling sering menyebabkan overweight bahkan obesitas. Apa perbedaan overweight dan obesitas?

Overweight atau kelebihan berat badan adalah kondisi dimana seseorang memiliki lemak tubuh yang berlebih sehingga berat badan melebihi berat yang ideal tetapi belum termasuk kedalam kategori obesitas. Sedangkan Obesitas adalah kondisi dimana berat badan seseorang jauh melebihi berat badan yang ideal baginya akibat timbunan lemak yang berlebih. Overweight dan obesitas dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Overweight bila tidak dikendalikan dapat mengarah kepada obesitas dan dapat meningkatkan resiko penyakit jantung,tekanan darah tinggi,diabetes melitus dan kolesterol tinggi.

Selain resiko fatal obesitas juga mempengaruhi kualitas hidup seseorang, mengganggu aktivitas sehari-hari serta mempengaruhi mood(suasana hati) juga mengganggu estetika(penampilan). Pada wanita obesitas juga dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. Parameter untuk menentukan overweight atau obesitas adalah Index Masa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang. IMT adalah cara yang paling banyak digunakan untuk mengetahui obesitas dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan

Rumusnya adalah : IMT= berat badan dibagi pangkat 2 dari tinggi badan

Berikut ini adalah tabel masa tubuh orang asia (pria dan wanita) menurut WHO:
- Overweight >23
- Obesitas >25

Misalnya : berat badan 70kg dan tinggi badan 175cm

IMT = 70 / 1,75 X 1,75 = 22,9

angka 22,9 berarti termasuk overweight.

Pengukuran lingkar pinggang digunakan untuk mengetahui kadar lemak perut (abdominal fat) dan kaitannya dengan resiko penyakit jantung koroner,diabetes,hipertensi dan hiperkolesterol. Untuk orang asia, batas normal lingkar pinggang pada pria<90cm .="" adalah="" berikut="" br="" cara="" mencegah="" obesitas="">

1. Mengatur gaya hidup.
- Kurangi konsumsi makanan berlemak dan karbohidrat
- Banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan
- makan dalam porsi yang cukup
- Kurangi ngemil diantara waktu makan atau ganti jenis makanan dengan makanan rendah kalori dan lemak
- Olahraga secara teratur 3X seminggu
- Hindari stress

2.Obat-obatan.
Ada berbagai jenis obat untuk membantu menurunkan berat badan,sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter.

3.Operasi sedot lemak.
Ini adalah upaya terakhir jika semua cara diatas tidak menunjukkan hasil dan upaya ini harus dilakukan oleh dokter ahli
dibidang ini.

Sabtu, 04 April 2009

Benign Prostatic Hiperplasia (BPH)

Penyakit pembesaran prostat jinak atau Benign Prostatic Hiperplasia adalah penyakit yang umum diderita oleh kaum laki-laki karena prostat hanya dimiliki oleh laki-laki dimana kelenjar prostat membesar dan menyempit sehingga menimbulkan rasa sakit dan susah buang air kecil. Prostat adalah kelenjar yang dimiliki oleh laki-laki dan terletak dileher kandung kemih dan mengelilingi pangkal saluran kemih yang melewatinya.

Adapun gejala pembesaran prostat adalah:
  1. Kencing terlalu sering kadang tergesa-gesa hingga menetes dengan sendirinya, biasanya paling sering pada malam hari (nocturia)
  2. Pancaran kencing yang lemah
  3. Ada perasaan tidak tuntas setelah kencing
  4. Saat kencing kadang harus menunggu beberapa saat sebelum keluar (hesitensi) dan saat kencing harus dibantu dengan mengeden
  5. Kencing terputus-putus
  6. Kencing tidak terasa keluar sendiri karena kandung kemih yang penuh (over flow inkontinensia)
  7. Pada keadaan parah sama sekali tidak bisa kencing (retensi urin)

Tindakan yang dilakukan oleh dokter adalah :
  1. Menilai seberapa berat gejala yang dialami oleh pasien dengan alat symptom skor yang berbentuk beberapa pertanyaan.
  2. Melakukan pemeriksaan colok dubur untuk menilai besarnya prostat dan konsistensi serta kemungkinan adanya kelainan pada prostat dan kekenyalan dari otot anus (dubur)
  3. Jika ada fasilitas akan dianjurkan untuk diperiksa kualitas pancaran air kencing dengan alat uroflowmeter serta diukur sisa urin pada kandung kemih setelah itu dengan USG.
  4. Periksa darah di laboratorium yaitu kreatinin dan PSA (prostat spesific antigen) dan kultur urin bila perlu.
Nilai normal dari PSA adalah kurang lebih 4 ng/ml, jika merujuk standar WHO nilai PSA lebih dari 10 ng/ml patut dicurigai adanya keganasan prostat, untuk memastikan perlu dilakukan tindakan biopsi prostat. Untuk nilai PSA antara 4-10 ng/ml biopsi prostat diperlukan bila nilai perbandingan PSA / volume prostat (PSA density/ PSAD) >0,15.
Tidak semua pembesaran prostat harus dioperasi, untuk gejala yang ringan dan tidak ada komplikasi ataupun kelainan yang mengganggu fungsi ginjal dan berkemih maka prostat masih bisa diterapi dengan obat-obatan.
Saat ini operasi yang terbaik adalah mengeruk prostat melalui kandung kemih dengan alat endoskopi yang dikenal sebagai Transurethtral Resection Prostat (TURP) sehingga saluran urethra pars prostatica terbuka kembali. Operasi terbuka dilakukan hanya pada keadaan prostat yang besar sekali atau disertai batu kandung kemih atau ada penonjolan berupa kantung tambahan (divertikel) yang besar dari kandung kemih. Tehnik lainnya berupa LASER dan termoterapi yang masih terbatas penggunaannya.

Pencegahan yang sangat dianjurkan yaitu :
  1. Hindari kebiasaan menahan buang air kecil
  2. Rajin olah raga (senam dan aerobic)
  3. Banyak mengkonsumsi buah-buahan (melon, semangka, tomat) usahakan dijus
Demikian sekilas penjelasan mengenai Benign Prostartic Hiperplasia, semoga bermanfaat.